Rabu, 21 Desember 2011

PENILAIAN INVESTASI



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan ini ada beberapa macam. Faktor-faktor tersebut akan saling berkaitan, sehingga secara bersama-sama akan mempunyai persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.       Harga bahan baku
Harga bahan baku merupakan penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan harus disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku ini.
b.      Perkiraan pemakaian
Sebelum kegiatan pembuatan bahan baku dilaksanakan, maka manajemen harus membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi pada suatu periode.
c.       Biaya-biaya persediaan
Didalam menentukan besarnya persediaan bahan baku, maka perlu diperhitungkan pula biaya-biaya penyelenggaraan bahan baku.
d.      Pemakaian senyatanya
Pemakaian bahan baku senyatanya dari periode-periode yang lalu (aktual demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta bagaimana hubungannya dengan pemakaian yang sudah disusun dan harus senantiasa dianalisa, dengan demikian maka akan dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan baku mendekati kenyataan.
e.       Waktu tunggu
Waktu tunggu (Lead Time) adalah tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku sampai datangnya baha baku tersebut.
f.       Kebijaksanaan pembelanjaan
Seberapa besar persdiaan bahan baku akan mendapatkan dana dari perusahaan akan tergantung pada kebijaksanaan-kebijaksanaan dari dalam perusahaan tersebut.




Pengendalian Persediaan
Menurut terry Hill (2000:104), menyatakan bahwa :
“Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tempat dan komposisi dari persediaan barang maupun bahan baku sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien”.
Dengan adanya persediaan memadai dalam jumlah mutu, tempat dan waktu yang tepat, antara lain berguna untuk :
a.       Menghilangkan resiko terlambatnya kedatangan barang atau bahan yang dipesan.
b.      Menghilangkan resiko dari barang atau bahan yang dipesan tidak dalam kondisi yang baik dan harus dikembalikan lagi.
a.       Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau ikut menjamin kelancaran proses produksi.
c.       Mencapai penggunaan mesin optimal.
d.      Untuk menjaga bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan apabila bahan itu tidak ada pesanan.
e.       Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan langganan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang tersebut.

Fungsi dan Pengendalian Persdiaan
Fungsi Utama Pengendalian Efektif
a.       Pengadaan (Procuring)
Harus diciptakan beberapa prosedur untuk memperoleh supply material yang dibutuhkan dalam jumlah cukup.
b.      Pemeliharaan (Maintaining)
Harus diciptakan beberapa prosedur untuk memelihara dan melindungi material yang sudah masuk sebagai persediaan.
c.       Pengeluaran (Issving)
Harus diciptakan, ditentukan suatu route untuk mengeluarkan pada waktu dan tempat yang dibutuhkan.
Selain fungsi utama diatas ada beberapa fungsi pengendalian persediaan bahan baku lainnya adalah sebagai berikut :
a.       Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu supply yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan, kualitas maupun kuantitas.
b.      Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan yaitu mengadakan suatu sistem penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang telah dimasukan kedalam persediaan.
c.       Pengeluaran bahan-bahan yaitu menetapkan suatu pengeluaran dan penyimpanan bahan-bahan dengan tetap pada saat serta tempat yang dibutuhkan.
d.      Meminimalisasi investasi dalam bentuk barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimum setiap waktu).

Tujuan Pengendalian Persediaan
Dari teori fungsi dan tujuan pengendalian tersebut diatas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pengendaliaan persdiaan bertujuaan untuk :
a.       Optimalisasi dari modal yang tertahan dalam perusahaan.
b.      Menjaga agar proses produksi tetap lancar.
c.       Melindungi persediaan terhadap pemborosan, kerusakan dan resiko-resiko lain.
d.      Tujuan praktis dalam kegiatan untuk mendapatkan biaya persediaan yang minimal.
Tujuan dari pengendalian persdiaan adalah mempunyai jumlah mutu material yang tepat pada waktu dibutuhkan dengan pengeluaran investasi yang minimum sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Menurut Sofjan Assauri (1998:184), untuk menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya minimal, maka diperlukan pengawasan pembeliaan bahan baku yang memenuhi persyaratan-persyaratan menurut kebutuhan yang standar yang ditetapkan dalam perusahaan.Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelian bahan-bahan yaitu :




a.  The Right Quantity (jumlah yang tepat)
Mendapatkan jumlah yang tepat atau optimal, maka kegiatan produksi berjalan dengan kontinu dan penanaman modal untuk kebutuhan bahan baku sesuai dengan yang diperlukan perusahaan dalam periode yang telah ditetapkan dalam neraca.
b.   The Right Quality (mutu yang tepat)
Mendapatkan mutu yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan ini sangat menolong dalam kegiatan produksi. Kegiatan pembelian tidak saja diarahkan untuk mutu yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
c.   The Right Time (waktu yang tepat)
Mendapatkan bahan-bahan yang tepat pada waktunya dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan semula jika hal ini meleset dari rencana yang telah ditetapkan, tentu akan membahayakan keadaan perusahaan, maka dari itu telah terjadi kewajiban bagian pembelian untuk memperhatikan dan memerlukan jaminan dari suplier agar mengirim bahan baku yang telah ditetapkan.
d.   The Rught Price (harga yang tepat)
Mendapat harga yang tepat maksudnya, harga yang didapatkan sesuaai dengan standar harga yang telah ditentukan mutu barang yang akan dibeli.

e.       The Right Sources (sumber yang tepat)
Mendapatkan sumber yang tepat, sehingga dapat menentukan sumber yang mana yang memenuhi persyaratan kebutuhan yang diinginkan, seperti jumlah mutu, waktu dan harga.

Berikut ini akan dijelaskan tentang metode-metode penilaian investasi yang akan di bahas dalam penulisan ilmiah ini :
1 Metode Payback Period
Menurut Bambang Rianto (1995;124), Payback Period adalah “Suatu periode   yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows)”.
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payout method. Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi.

Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
Apabila payback period dari suatu investasi lebih kecil / pendek dari periode payback maksimum, maka usulan investasi tersebut diterima. Sebaliknya kalau payback periodnya lebih panjang dari pada periode maksimum maka usulan investasi ditolak.

Kebaikan Payback  Period

1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit untuk diperkirakan, maka tes dengan metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengambilan investasi.
   2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang   mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengambilannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang sederhana untuk memilih usul-usul investasi sebelum meningkat ke penilaian lebih lanjut dengan mempertimbangkan kemampuan investasi untuk menghasilkan laba seperti dalam prent value dan discounted cash flow method.

Kelemahan Payback Period

   1. Metode ini tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Uang yang diterima sekarang lebih berharga jika dibandingkan dengan uang yang akan diterima setahun lagi, karena adanya kesempatan untuk memutarkan uang tersebut untuk memperoleh kembali (retun)dalam usaha bisnis.
   2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali. Bagaimanapun juga aliran kas sesudah payback period merupakan faktor yang menentukan dalam menghitung kemampuan suatu investasi untuk menghasilkan laba.

2 Metode Net Present Value
Menurut metode ini, penerimaan kas (cash inflows) pada masa yang akan datang selama investasi berlangsung, dihitung bedasarkan nilai sekarang. Besarnya selisih antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut, kemudian dinilai tunaikan dengan tariff kembalian tertentu.

Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
Suatu usulan investasi akan diterima, jika nilai sekarang dari cash inflows lebih besar dari nilai sekarang cash out flows-nya. Dengan demikian, usulan investasi dinilai layak untuk dilaksanakan, jika nilai sekarang aliran kasnya positif.

Kebaikan metode Net Present Value

1.  Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang
2. Dalam present value method semua aliran kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi

Kelemahan metode Net Present Value

1. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tariff kembalian investasi
2.   Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah investasi yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai aliran kas bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman

3.   Metode IRR (Internal Rate of Return)
Metode Internal Rate of Return (IRR) sering disebut juga Discounted Cash Flow (DCF). Pada dasarnya Internal Rate of Return Method sama dengan Present Value Method, karena kedua-duanya memperhitungkan nilai waktu uang dimasa yang akan datang. Perbedaannya adalah dalam Present Value Method tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih dahulu sebagai tarif kembalian. Sedangkan dalam Discounted Cash Flow Method justru tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi.
Kriteria penerimaan dengan menggunakan metode ini, jika IRR lebih besar dari rate of return yang diisyaratkan maka usulan investasi layak diterima, karena menunjukkan bahwa suatu proyek akan mendatangkan keuntungan. Sebaliknya jika IRR lebih kecil dari rate of return yang diisyaratkan maka usulan investasi tersebut ditolak, karena  menunjukkan bahwa proyek tersebut mendatangkan kerugian.

Kebaikan metode IRR

Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang

Kelemahan metode IRR

Terletak pada aturan atau kaidah IRR yang menyatakan bahwa apabila ada 2 Proyek yang mutually excluasive, maka proyek yang dipilih yang memiliki IRR lebih besar.

4.      Metode ARR ( Acounting Rate of Return ) 
Metode accounting rate of return atau sering disebut average rate of return, menunjukkan prosentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung dari average investment. Apabila tiga metode payback period, dan net present value mendasarkan diri dari proceeds atau cash flows, maka metode accounting rate of return ini mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku ( reported acounting income ).
Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut : 
Ø  Suatu investasi akan diterima jika kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak perusahaan.
Ø  Jika pengambilan keputusan belum memiliki batsan tarif kembalian investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar.

Kebaikan metode ARR

Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur investasi.

Kelemahan metode ARR

1.      Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
2.      Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.
3.      Metode ini tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar