Selasa, 03 Januari 2012

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung


Pengertian Biaya Standar
Salah satu tujuan dari akuntansi biaya adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya memerlukan patokan atau standar sebagai dasar yang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Beberapa ahli mengemukakan mengnai pengertian biaya standar diantaranya :
Pengertian Biaya Standar menurut Mulyadi (1991: 415) adalah :
“ Biaya  yang  ditentukan  dimuka,  yang  merupakan  jumlah  biaya  yang 
  seharusnya  dikeluarkan  untuk  membuat  satu  satuan produk atau untuk 
  membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi
 dan faktor-faktor lain tertentu.”

Pengertian   Biaya  Standar  menurut   Milton  F. Usry  dan  Adolph   Matz 
      (1993:95) adalah:
“ Biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau
   sejumlah unit  produk selama periode tertentu dimasa mendatang. Biaya
   standar  merupakan biaya  yang  direncanakan untuk suatu produk dalam
   kondisi operasi berjalan dan atau yang diantisipasi.”

 Definisi Biaya Standar menurut Abdul Halim (1988:191) adalah:

“ Biaya yang ditentukan dimuka untuk mengelola produk atau jasa tertentu
  dengan  cara  menentukan  biaya  standar  bahan baku,  tenaga kerja dan
  overhead pabrik untuk mengolah produk atau jasa tersebut.”
Definisi Biaya Standar menurut Mas’ud Machfudz (1989:249) adalah:
“ Biaya yang  seharusnya  terjadi untuk membuat satu unit produk dimana
 biaya  produksinya  telah  ditentukan  dimuka  untuk  menghitung  satu
 pelaksanaan atau pengeluaran biaya produksi yang sesungguhnya.”

   Berdasarkan  definisi  pengarang – pengarang diatas pengertian Biaya Standar 

   disimpulkan  sebagai berikut :
          “Biaya  yang  dikeluarkan  untuk  membuat  satu  unit  atau  sejumlah  unit
            produk pada periode dan kondisi tertentu yang telah ditentukan dimuka.”
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dibebankan untuk penggunaan teaga kerja manusia. (Mulyadi ; 1991,343).Biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan di muka merupakan pedoman dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya yang sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.

Jenis-Jenis Biaya Standar
Kata standar memberikan suatu pengertian norma yang digunakan untuk melaksanakan pengukuran. Biaya standar dapat digolongkan atas tingkatan ketaatan dan kelonggaran sebagai berikut (Ibnu Subiyanto dan Bambang Suripto,1993,90) :
a.      Standar Teoritis
Standar teoritis disebut pula dengan standar ideal yaitu standar yang ideal dalam pelaksanaan sulit untuk dicapai. Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisen yang dapat dicapai.
b.      Basic Standar
Yaitu standar yang diterapkan sebagai dasar dan tidak akan dirubah. Dasar ini ditetapkan karena manajemen menghendaki pemanfaatan secara optimal terhadap suatu proses produksi dalam kurun waktu tertentu.
c.       Attainable Standar
Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik. Untuk menilai pelaksanaan standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan kemampuan operasi peralatan dan personal yang mendukungnya.
d.      Actual Standar
Yaitu satandar yang diiginkan dan berlaku pada periode produksi tertentu. Standar tersebut digunakan sesuai dengan rencana prodoksi dalam kurun waktu tertentu.




Manfaat Biaya Standar
Biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan  tertentu. Dari uraian itu dapat kita ambil beberapa manfaat dari penggunaan biaya standar menurut Ibnu Subiyanto dan Bambang Suripto (1993,89) yaitu :
a.      Sebagai dasar penentuan kos produksi
Dalam hal ini kos produksi dapat ditentukan di muka. Dengan demikian informasi kos produksi dapat disajikan dengan lebih cepat, sehingga sangat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
b.      Membantu dalam pengendalian biaya
Adanya kos standar dapat memberikan gambaran mengenai penyimpangan produksi dibandingkan dengan norma yang telah ditetapkan. Besarnya penyimpangan sangat membantu manajer bagian produksi dalam menekan kos produksi serendah mungkin, hal ini berarti mengupayakan efisiensi proses produksi.
c.       Membantu dalam perencanaan anggaran
Anggaran adalah perencanaan operasi perusahaan di masa yang akan datang yang diwujudkan dalam satuan mata uang. Dalam upaya menyusun anggaran manajemen dihadapkan pada persoalan estimasi kejadian yang belum pasti. Perencanaan kegiatan tersebut akan mudah ditetapkan bila menggunakan norma atau ukuran yang lebih tepat.

      Adapun  manfaat  Biaya  Standar  menurut Mas’ud   Machfudz (1989,109)
adalah :
1.  Sebagai Alat Pengawasan
    Salah  satu  pelaksanaan  pengawasan  yang  baik  bagi  manajemen  adalah 
    membandingkan hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dengan yang seharusnya  
    terjadi. Biaya  standar  memberikan  dasar untuk perbandingan
    tersebut.
2. Sebagai Alat Pengambil Keputusan
    Biaya standar sering kali dipakai untuk menentukan harga jual, terutama untuk          
    produk   khusus   seperti   jasa  dan   semacamnya,  yang   dibebankan   pada   
    langganan – langganan khusus.
Aktivitas Dalam Sistem Biaya Standar
 Pada dasarnya sistem harga pokok standar terdiri dari 3 aktivitas :
  1. Penentuan biaya standar, digunakan untuk menilai kinerja yang tergantung
      Pada keandalan, ketepatan, dan dapat diterimanya standar yang ditentukan.
2.   Pengumpulan biaya sesungguhnya, dapat dilakukan dengan menggunakan    
      metode harga pokok pesanan, maupun harga pokok proses atau data-data
      riil periode yang akan dianalisis yang kemudian dibandingkan dengan  
      biaya standar dalam laporan pelaksanaan.
3.   Analisis  selisih  biaya  (variance analysis),  merupakan  proses  sistematik
menentukan selisih biaya yang bermanfaat untuk :
a.       Pengendalian biaya.
b.      Menilai prestasi pelaksanaan.
c.       Mengukur pengaruh penyimpangan biaya terhadap laba perusahaan.

Prosedur Penentuan Biaya Standar
Dalam prosedur penentuan biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya overhead pabrik standar.
a.      Biaya Bahan Baku Standar ( standard raw material cost)
Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan                          produk tertentu, yang terdiri dari dua komponen, yaitu :
1.      Harga bahan baku standar (standard raw material price), terdiri atas :
·         Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
·         Harga persatuan perfisik tersebut, atau disebut pula harga standar yang berupa:

- Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang.
- Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
- Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka
               panjang.

2.Kuantitas bahan baku standar ( standard raw material quantity )
   Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
               1.  Penyelidikan teknis
               2.  Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
·         Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
·         Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk dalam pelaksanaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
·         Menghitung rata-rata dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.

b.      Biaya Tenaga Kerja standar (Standar direct labor cost)
Adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan poduk tertentu.Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar,biaya tenaga kerja terdiri dari dua unsur : jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.

1)      Jam tenaga kerja standar

Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah :
1. Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang   
modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
     2. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling dan         
         dispatching, agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi
         penundaan dan kesimpangsiuran.
     3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia   
         pada saat dibutuhkan untuk produksi.
     4. Standarisasi  kerja  karyawan  dan  metode - metode  kerja  dengan
         instruksi - instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga
         proses produksi dapat dilakukan dibawah kondisi yang baik.

    Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara :
1.      Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet)  periode yang lalu.
2.      Membuat tes-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.
3.      Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan  dibawah keadaan nyata yang diharapkan.
4.      Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.

           2.  Tarif Upah Standar
Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai     kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata terif upah perjam yang dibayar.

            Tarif Upah Standar dapat ditentukan dengan cara :
1.      Perjanjian dengan organisasi karyawan.
2.      Data upah masa lalu, yang dapat dijadikan sebagai upah standar adalah: rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan masa lalu.
3.      Penghitungan tarif upah karyawan masa lalu dalam keadaan operasi normal.

c. Biaya Overhead Pabrik Standar (standar overhead rate)
 Biaya Overhead Pabrik Standar ini terdiri dari :
1.      Jam (kuantitas) standar
2.      Harga (tarif) standar, terlebih dahulu harus ditetapkan berapa besarnya biaya tetap dan biaya variabel sebagai standar. Standar untuk biaya overhead pabrik menggunakan fleksibel budget.

Analisis   Penyimpangan   Biaya   Sesungguhnya  dari   Biaya
  Standar
Menurut Mulyadi (1991,424) penyimpangan  biaya  sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Jika dilihat secara umum maka penyebab-penyebab terjadinya selisih adalah sebagai berikut ;
a.       Adanya hari libur nasional yang menyebabkan penambahan waktu jam lembur.
b.      Adanya kerusakan peralatan (mesin-mesin) pada saat produksi sedang banyak.
c.       Adanya kesalahan dalam pembuatan produk sehingga produk perlu diperbaiki dan membutuhkan biaya tambahan lagi.
d.      Adanya keterlambatan penggunaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga menyebabkan banyak waktu menganggur .
e.       Adanya karyawan yang sakit dan digantikan dengan karyawan lain sehingga terjadi penambahan upah lembur.
f.       Ada atau tidaknya pekerjaan lembur.
g.      Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai upah lembur.
h.      Adanya kenaikan atau penurunan pangkat yang menyebabkan perubahan tarif upah.
Dalam hal analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berbeda dengan analisis biaya overhead pabrik, maka analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar ini dibagi dua, yaitu analisis biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dan analisis selisih biaya overhead pabrik.berikut akan dijelaskan mengenai salah satu dari analisis selisih biaya produksi langsung yaitu selisih biaya tenaga kerja langsung.

Selisih Biaya Tenaga Kerja langsung
Adalah selisih yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung standar dengan yang sesungguhnya terjadi. Terdapat tiga model selisih yaitu:

1)      Model satu selisih ( The One –Way Model )
Dalam model ini hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih tarif dengan selisih efisiensi yang dirumuskan sebagai berikut:
SU  =  (  Tst  x  JKst  ) – (  Tss  x  JKss  )


Dimana :    SU     =  Selisih Upah Langsung
                  Tst     =  Tarif Upah Standar
                  Jkst    =  Jam Kerja Standar
                  Tss     =  Tarif Upah Sesungguhnya
                  JKss   =  Jam Kerja Sesungguhnya

2)      Model Dua Selisih ( The Two – Way Model )
Selisih antara biaya sesungguhnya denga biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih , yaitu Selisih Tarif dan Selisih Efisiensi Upah Langsung. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :
ST  =  (  Tst – Tss  )  x  JKss
SE  =  (  JKst – JKss  )  x Tst

Dimana :    ST        =  Selisih Tarif Upah
                  Tst       =  Tarif Standar
                  Tss       =  Tarif Sesungguhnya
                  Se        =  Selisih Efisiensi
                  JKst     =  Jam Kerja Standar
                  JKss     =  Jam Kerja Sesungguhnya

3)      Model Tiga Selisih ( The Three – Way Model )
Dalam model ini, selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi tiga macam selisih berikut ini : Selisih Tarif, Selisih Efisien dan Selisih Tarif / Efisiensi. Hubungan tarif dan efisiensi dapat terjadi dengan kemungkinan sebagai berikut :
1.  Tarif  dan  Jam  Kerja  Standar  masing - masing  lebih  rendah  dari  yang
            sesungguhnya terjadi.
·         Kondisi Tarif Standar dan Jam Kerja Standar masing – masing lebih rendah dari Tarif Sesungguhnya  dan  Jam Kerja Sesugguhnya.
ST  =  (  Tst  -  Tss  )  x  JKst
SE  =  (  JKst  -  JKss  )  x Tst

STE  =  (  Tst   -  Tss  )  x  (  JKst  -  JKss  )

·         Kondisi Tarif Standar dan Jam Kerja Standar masing – masing lebih tinggi dari Tarif Sesungguhnya dan Jam Kerja Sesungguhnya.
ST  =  (  Tst  - Tss  )  x  JKss
SE  =  (  JKst  -  JKss  )  x  Tss

STE  =  ( Tst  -  Tss  )  x  ( JKst – JKss  )

3.      Tarif  Standar  lebih  rendah  dari  Tarif Sesungguhnya dan sebaliknya Jam
Kerja Standar lebih tinggi dari Jam Kerja Sesungguhnya.
ST  =  (  Tst   -  Tss  )  x JKss
SE  =  (  JKst  -  JKss  )  x  Tst

Selisih Tarif  / Efisiensi Upah ( gabungan  )
Sama dengan  nol

3.  Tarif  Standar lebih  tinggi  dari  Tarif  Sesungguhnya, dan  sebaliknya Jam
     Kerja Standar lebih rendah dari Jam Kerja Sesungguhnya.
ST  =  (  Tst  -  Tss  )  x  JKst
SE  =  (  JKst  -  JKss  )  x  Tss

Tidak ada komentar:

Posting Komentar